Pages

Subscribe:

Kamis, 10 Mei 2012

MERASA CUKUP UNTUK HIDUP LEBIH HIDUP

Tentu saja semua orang menginginkan kebahagian, mereka telah menciptakan banyak rencana demi mencapai apa yang mereka inginkan. Tujuannya tidak lain ingin mencapai kebahagiaan, bahkan banyak diantara mereka yang harus melakukan hal yang menurut ajaran Islam kurang baik  demi mencapai apa yang mereka inginkan. Sayangnya, ketika dengan segala cara yang telah mereka capai, mereka belum juga mendapati kebahagian tersebut. Masih saja ada rasa kurang, meski pada dasarnya apa yang telah mereka dapatkan lebih dari sekedar mencukupi. Sebaliknya yang mereka dapatkan adalah kekecewan, lalu dimana letak kebahagian itu?
        Bukankah semua keinginan sudah tercapai seharusnya bisa mendatangkan kebahagiaan? Akan tetapi justru bukan kebahagiaan yang mereka dapatkan melainkan kekecewaan? Pertanyaan selanjutnya apa kebahagiaan itu terletak pada apa yang kita dapatkan? Sehingga kekurangan sedikit saja mengurangi kebahagiaan itu. Kebahagiaan juga  harus ditukar dengan penyesalan atau rasa kecewa? Lalu kapan  kebahagiaan hidup akan datang? jika sedikit saja kekurangan sudah dapat menimbulkan rasa kecewa dan rasa penyesalan dalam diri kita.
Sudah barang tentu kita hidup dimana  sanagt sulit untuk menemukan sesuatu yang sempurna. Bagaimanapun juga yang sempurna hanya Allah Swt semata, manusia hanya berusaha untuk menjadi sempurna. Dan ia tidak akan pernah sempurna, karena manusia tidak bisa menafikkan bahwa dunia adala tempat segala kesalahan. Lalu bagiamana agar kita bisa merasakan kebahagiaan hidup dengan keadaan serba kekurangan ini? Jawabannya ada pada rasa cukup (qana’ah).
Sifat qana’ah itu akan dapat dan mampu untuk menukar sebanyak apapun kekurangan di dunia ini menjadi rasa berkecukupan. Sifat ini akan menjadi pelapang bagi kita yang tidak bisa memenuhi segala hasrat menggapai kesempurnaan. Dia akan menjadi pelipur kala kita hanya mendapatkan sedikit  dari apa yang kita inginkan harapkan. Sekaligus akan menjadi  pematik dikala kita sedang mendapatkan kebahagiaan, karena di dalam sifat qana’ah itu terkandung unsur pokok yang dapat membangun kepribadian seorang muslim yang rela apa adanya, memohon tambahan yang pantas baginya dan bersukur  terhadap apa yang telah ia dapatkan.
Rasulullah Saw  bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Am RA. “Sesungguhnya  beruntunglah orang yang masuk islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya.”(HR. muslim)
Qana’ an itu sangat bersangkut-paut dengan sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu, untuk menumbuhkannya diperlukan latihan dan kesabaran dalam diri, mungkin permulanya Allah akan menambah beban ke pada kita yang lebih berat, jika sabar dalam menghadapi hal tersebut, maka kita akan mendapatkan kebahagian hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan (Wallahu a’lam).

0 komentar:

Posting Komentar